Jakarta, CNBC Indonesia – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penggalangan dana di pasar modal hingga 25 Agustus 2023 senilai Rp 172,2 triliun.
Angka tersebut telah mencapai 64,33% dari total penggalangan dana sepanjang tahun 2022.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan dari total penggalangan dana hingga 25 Agustus 2023, sebanyak 27,9% atau Rp 48,11 triliun di antaranya berasal dari pencatatan saham perdana (IPO) 56 emiten baru.
Kemudian rights issue atau penerbitan saham baru menyumbang 21,49% atau Rp 37 triliun dan surat berharga berkontribusi Rp 87,1 triliun atau 50,58%.
“Di pipeline masih terdapat 95 emiten yang akan penggalangan dana dengan nilai Rp 42,9 triliun,” kata Mahendra dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, di Gedung DPR RI pada Kamis, (31/8/2023).
Bila dirinci, dari pipeline penggalangan dana tersebut, lebih dari separuhnya merupakan penerbitan surat berharga. Rencana rights issue dari 9 emiten menyumbang Rp 4,65 triliun dan IPO Rp 12,67 triliun dari 61 calon emiten.
Sementara itu, capital outflow eukitas per Agustus 2023 tercatat sebesar minus Rp18 triliun, sedangkan untuk obligasi tercatat minus Rp 6,69 triliun.
Adapun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Kamis (31/8/2023) atau hari terakhir Agustus 2023, setelah selama tiga hari terakhir ditutup di zona hijau.
IHSG ditutup turun 0,19% ke posisi 6.953,26. Meski melemah, tetapi IHSG masih mampu bertahan di level psikologis 6.900.
Beberapa sektor menjadi pemberat IHSG pada hari ini, yakni sektor kesehatan yang mencapai 1,75%, sektor infrastruktur sebesar 1,72%, sektor konsumer non-primer sebesar 1,19%, dan sektor industri sebesar 1,16%.
Selain itu, beberapa saham juga menjadi pemberat IHSG, seperti TLKM yang secara indeks poin turun 9,95. Kemudian diikuti BRPT (-3,11), BBCA (-1,68), dan KLBF (-1,52).
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Perhatian Investor! OJK Ungkap Alasan Pasar Saham RI Loyo
(mkh/mkh)
Quoted From Many Source