Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah terpantau mulai bergerak menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) meski dihujani sentimen negatif dalam negeri dan tekanan eksternal yang meningkat.
Merukuk data Refinitiv, rupiah ditutup di posisi Rp 15.310 pada perdagangan kemarin, Selasa (22/8/2023). Mata uang Garuda menguat tipis 0,07% dibandingkan perdagangan sehari sebelumnya.
Penguatan mata uang Tanah Air terbantu pergerakan dolar AS yang terlihat mulai lesu walaupun sentimen pasar keuangan masih gonjang-ganjing. Indeks dolar pada hari ini bergerak di posisi 103,1, lebih rendah dibandingkan 103,57 pada pekan lalu.
Seperti diketahui, indeks dolar sempat berlari kencang ke level terkuat dua bulan hingga menembus 103,57 pada Kamis pekan lalu. Dolar menguat sejalan dengan meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga The Federal Reserve (The Fed Fund rate/FFR) pada September mendatang.
Namun, dolar AS melemah pada Selasa kemarin karena investor mulai memilih wait and see sebelum pidato Chairman The Fed Jerome Powell akhir pekan ini. Ada potensi pelaku pasar mulai mengalihkan perhatian dari seberapa besar potensi kenaikan suku bunga menjadi seberapa lama the Fed akan berada di era suku bunga tinggi.
Sebagai informasi, pelaku pasar di dalam negeri dan global menanti Simposium Ekonomi Jackson Hole di Wyoming selama tiga hari, yang diselenggarakan setiap tahun oleh the Fed di wilayah Kansas City sejak 1981.
Ketua The Fed, Jerome Powell akan menyampaikan pidato tentang prospek ekonomi pada Jumat pekan ini di Simposium Jackson Hole. Powell akan memberikan pandangan terbarunya tentang apakah diperlukan lebih banyak pengetatan kebijakan untuk menurunkan inflasi di tengah pertumbuhan ekonomi yang sangat kuat, atau mulai mempertimbangkan untuk mempertahankan suku bunga.
Investor juga menanti agenda pengumuman suku bunga Bank Indonesia (BI). Pada Kamis pekan ini, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI akan mengumumkan hasil pertemuannya, termasuk suku bunga acuan. Pelaku pasar berekspektasi jika BI akan mempertahankan suku bunga untuk menjaga stabilitas nilai tukar
Di sisi lain, dari dalam negeri ada kabar kurang menggembirakan datang dari dalam negeri, yakni terkait data transaksi berjalan dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI).
Transaksi berjalan mengalami defisit atau current account deficit (CAD) setelah tujuh bulan mengalami surplus. Defisit CAD RI per kuartal II-2023 sebesar US$ 1,9 miliar atau setara 0,5% PDB.
Seiring dengan itu, kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II 2023 juga tercatat defisit US$ 7,4 miliar dan posisi cadangan devisa pada akhir Juni tercatat tetap tinggi sebesar US$ 137,5 miliar dolar AS, atau setara dengan pembiayaan 6,0 bulan impor.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan, defisit itu terjadi di tengah kondisi penurunan harga komoditas dan perlambatan ekonomi global serta berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik.
“Pada kuartal II 2023, transaksi berjalan mencatat defisit 1,9 miliar dolar AS,” kata Erwin dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa (22/8/2023).
Teknikal Rupiah
Dalam basis waktu per jam, secara teknikal rupiah bergerak dalam tren sideways tetapi kecenderungan bergerak menguat mendekati support dari garis rata-rata selama 50 jam dan 100 jam (Moving Average/MA 50 dan MA100) di posisi Rp15. 305/US$.
Apabila support tertembus ke bawah, peluang rupiah meninggalkan level Rp15.300/US$ menjadi lebih terbuka lebar.
Kendati demikian, tetap perlu diantisipasi apabila ada pembalikan arah naik atau pelemahan ke resistance terdekat di posisi Rp15.335/US$ berdasarkan horizontal line yang diambil dari high candle 21 Agustus 2023.
Foto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS
|
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Rekor Terbaik Dua Bulan, Rupiah Melonjak 1,2%
(tsn/tsn)
Quoted From Many Source