Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak hingga penutupan sesi I Rabu (23/8/2023), berpotensi mencetak kenaikan 3 hari beruntun.
IHSG naik 0,43% ke 6.946,15 dengan nilai transaksi Rp5,48 triliun dan volume perdagangan 13,06 miliar saham.
Sebanyak 259 saham naik, 230 turun, dan 228 stagnan.
Secara umum, pelaku pasar akan menunggu hasil keputusan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) besok. Sejauh ini, pasar menakar, BI masih akan kembali menahan suku bunga acuan di 5,75%.
Bursa Asia-Pasifik juga cenderung hijau. Nikkei 225 Index (Tokyo) naik 0,34%, Hang Seng Hong Kong menguat 0,68%, Straits Times Singapura terapresiasi 0,31%, ASX 200 Australia terangkat 0,58%.
Sementara, Shanghai Composite dan KOSPI Koreal Selatan masing-masing turun 0,57% dan 0,44%.
Di kawasan Asia-Pasifik, investor akan memantau rilis data awal dari aktivitas manufaktur periode Agustus 2023 yang tergambarkan pada Purchasing Manager’s Index (PMI). Adapun negara-negara yang merilis data tersebut yakni Australia dan Jepang.
Di Australia, PMI manufaktur awal periode Agustus 2023 turun menjadi 49,4, dari sebelumnya pada Juli lalu di angka 49,6.
Sedangkan PMI manufaktur awal Jepang pada bulan ini naik menjadi 49,7, dari sebelumnya pada Juli lalu juga berada di angka 49,6.
Meski PMI manufaktur awal Australia dan Jepang berbeda arah, tetapi keduanya masih berada di zona kontraksi. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. Sementara di bawah itu artinya kontraksi.
Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang cenderung beragam terjadi di tengah masih bervariasinya Wall Street pada perdagangan kemarin.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,51% dan S&P 500 terkoreksi 0,28%. Namun untuk indeks Nasdaq Composite ditutup naik tipis 0,06%.
Wall Street sempat dibuka kompak menghijau kemarin. Tetapi di sesi akhir perdagangan, Dow Jones dan S&P kemudian berbalik arah ke zona merah.
Analisis Teknikal
Foto: Refinitiv
Teknikal IHSG
|
IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu 1 jam (daily) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.
Pada sesi I, IHSG membentuk tiga candle hijau dan bertahan di atas area support penting 6.920-6.930.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik 1 jam, posisi RSI naik ke area overbought 71,90.
Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD di atas garis sinyal dengan kecenderungan semakin melebar.
Di sesi II, IHSG berpeluang ditutup menguat dan menguji resistance terdekat di 6950-6.960. Sedangkan, support terdekat di area 6.920 dan level psikologis 6.900.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
IHSG Tatap Level Psikologis 7.000 di Sesi II, Sanggup?
(fsd/fsd)
Quoted From Many Source