Saham AMMN Salim Masih Ngacir, Sejak IPO Terbang 123%

Berita, Teknologi28 Dilihat

Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten pertambangan tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia milik Grup Salim yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) terpantau melonjak pada perdagangan sesi II Rabu (23/8/2023).

Per pukul 14:37 WIB, saham AMMN melonjak 4,71% ke posisi Rp 3.780/unit. Saham AMMN pada hari ini diperdagangkan di kisaran harga Rp 3.610 – Rp 3.810 per unit.

Adapun dari harga IPO-nya, saham AMMN sudah terbang 123,01%. Sedangkan dalam sepekan terakhir, AMMN melonjak 18,81% dan sebulan terakhir sudah melejit 64,78%.

Saham AMMN sudah ditransaksikan sebanyak 10.182 kali dengan volume sebesar 54,64 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 203,94 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 271,84 triliun.

Hingga pukul 14:37 WIB, di order bid atau beli, antrian beli pada harga Rp 3.690/unit menjadi yang paling banyak pada sesi II hari ini, yakni mencapai 11.007 lot atau sekitar Rp 4,1 miliar.

Sedangkan di order offer atau jual, antrian jual di harga Rp 3.810/unit, menjadi yang paling banyak yakni mencapai 34.483 lot atau sekitar Rp 13 miliar.

Saham emiten pertambangan tambang dan emas yang juga merupakan emiten Grup Salim ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 Juli lalu.

Di lain sisi, tembaga merupakan satu-satunya jenis logam dasar dengan harga jual yang tetap tangguh, sehingga memberikan implikasi positif terhadap prospek saham AMMN.

Hal ini karena rendahnya suplai tembaga global dan transaksi ke logam hijau menjadi penopang tetap kuatnya harga tembaga hingga kini, meskipun ekonomi global dan kecenderugan resesi ekonomi China melanda pasar.

Baca Juga  Kepada WNI, Menko Polhukam RI Sampaikan Pentingnya Pemilu Bagi Indonesia

Amman lewat anak usahanya PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) tengah mengembangkan fase 7 dan 8. Dengan begitu diperkirakan bisa memperpanjang usia tambang Batu Hijau.

Perseroan juga akan mempersiapkan proyek eksplorasi Elang. Diperkirakan operasional penambangan berlangsung pada 2031 hingga 2046.

AMMN juga sedang mengerjakan pembangunan smelter. Ini akan memiliki sejumlah fasilitas pendukung, yakni power plan dan pengembangan pabrik konsentrator untuk mengelola hasil tambang jadi produk konsentrat.

Per akhir Juni 2023 lalu, progress smelter sudah 58,5% dan ditargetkan tuntas pada Mei 2024. Hal tersebut masih menjadi fokus perusahaan.

Dari pemegang sahamnya per 31 Juli 2023, PT AP Investment menjadi pengendali AMMN, yakni sebanyak 11.204.034.620 lembar atau sekitar 15,58%.

Kemudian ada PT Sumber Gemilang Persada yang menggenggam sebanyak 23.332.191.394 lembar atau sekitar 32,44%, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) sebanyak 15.167.510.552 lembar atau 21,09%, PT Alpha Investasi Mandiri sebanyak 5.156.437.390 lembar atau sekitar 7,17%, PT Pesona Sukses Cemerlang sebanyak 4.729.377.112 atau sektiar 6,58%.

Terakhir yakni masyarakat publik non warkat menggenggam sebanyak 12.326.330.588 lembar atau setara dengan 17,14%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Usai IPO, Amman Mineral Mau Ngapain?

(chd/chd)


Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *