Jakarta, CNBC Indonesia – Tercatat sudah ada 15 saham yang kini berada di bawah level psikologis Rp 50 per saham atau level gocap hingga perdagangan sesi II Kamis (24/8/2023). Ke-15 saham tersebut secara mayoritas cenderung stagnan.
Bahkan, ada saham yang sudah berada di bawah Rp 10 per saham yakni sekitar lima saham. Namun, kelima saham tersebut terpantau mulai membaik.
Berikut saham-saham yang sudah berada di bawah harga Rp 50 per saham.
Emiten | Kode Saham | Harga Saat Ini | Perubahan Hari Ini | Perubahan Sepekan | Perubahan YTD | Kriteria Notasi | Keterangan Tambahan |
Himalaya Energi Perkasa | HADE | 6 | 0,00% | 0,00% | -88,00% | 1,7 | – |
Mitra Komunikasi Nusantara | MKNT | 6 | 20,00% | 20,00% | -88,00% | 1,7 | – |
Minna Padi Investama Sekuritas | PADI | 7 | 16,67% | 40,00% | -86,00% | 1,7 | – |
Modern Internasional | MDRN | 7 | 0,00% | 16,67% | -86,00% | 1, 5, 7 | – |
Mitra International Resources | MIRA | 9 | 0,00% | -10,00% | -82,00% | 1,7 | – |
Pelayaran Tamarin Samudra | TAMU | 10 | 11,11% | 66,67% | -80,00% | 1,7 | – |
Agung Semesta Sejahtera | TARA | 10 | 0,00% | -9,09% | -80,00% | 1,7 | – |
Megalestari Epack Sentosaraya | EPAC | 12 | 0,00% | 0,00% | -76,00% | 5, 7 | – |
Intan Baru Prana | IBFN | 17 | 0,00% | -5,56% | -82,47% | 1,7 | – |
Keramika Indonesia Assosiasi | KIAS | 18 | 0,00% | -5,26% | -64,00% | 1,7 | – |
Aksara Global Development | GAMA | 18 | 0,00% | 0,00% | -64,00% | 5,7 | Suspend |
Andalan Perkasa Abadi | NASA | 20 | -4,76% | 0,00% | -60,00% | 1,7 | – |
Dua Putra Utama Makmur | DPUM | 30 | 7,14% | 50,00% | -40,00% | 5,7 | – |
Lancartama Sejati | TAMA | 39 | -2,50% | -4,88% | -22,00% | 1,7 | – |
Bukit Uluwatu Villa | BUVA | 42 | 0,00% | -12,50% | -30,00% | 5, 7 | – |
Sumber: BEI & RTI
Dari deretan saham di bawah level gocap tersebut, saham PT Himalaya Energi Perkasa Tbk (HADE) masih menjadi saham dengan harga paling rendah pada saat ini. Saham HADE sempat menyentuh harga Rp 5/saham. Saat ini, saham HADE diperdagangkan di harga Rp 6/saham.
Selain saham HADE, ada beberapa saham lainnya yang berada di bawah harga Rp 10/saham, yakni PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk (MKNT), PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI), PT Modern Internasional Tbk (MDRN), dan PT Mitra International Resources Tbk (MIRA).
Sementara itu berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), ke-14 saham tersebut secara mayoritas memiliki setidaknya dua notasi khusus di papan pemantauan khusus. Adapun notasi khusus tersebut sebagian besar angka 1 dan 7.
Namun ada saham yang memiliki tiga kriteria notasi khusus yakni PT Modern Internasional Tbk (MDRN), dengan kriteria 1, 5, dan 7.
Sebagai informasi, kriteria 1 berarti harga rata-rata saham selama 6 bulan terakhir di Pasar Reguler dan/atau Pasar Reguler Periodic Call Auction kurang dari Rp 51,00.
Sedangkan untuk kriteria 5 berarti suatu saham memiliki ekuitas negatif pada laporan keuangan terakhir.
Adapun kriteria 7 berarti suatu saham memiliki likuiditas rendah dengan kriteria nilai transaksi rata-rata harian saham kurang dari Rp 5.000.000 dan volume transaksi rata-rata harian saham kurang dari 10.000 saham selama 6 bulan terakhir di Pasar Reguler dan/atau Pasar Reguler Periodic Call Auction.
Tak hanya memiliki notasi khusus dalam papan pemantauan khusus, salah satu saham juga masih dikenakan suspensi dan hingga saat ini belum dibuka kembali suspensinya.
Adapun saham tersebut yakni PT Aksara Global Development Tbk (GEMA). Suspensi saham GAMA sudah diberlakukan sejak 27 Juni lalu dan hingga hari ini belum dibuka kembali suspensinya.
BEI melakukan suspensi terhadap saham GAMA karena belum melaporkan laporan keuangan auditan per 31 Desember 2022 hingga saat ini.
Seperti diketahui, bursa telah melakukan penerbitan Peraturan Bursa Nomor I-X tentang Penempatan Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas pada Papan Pemantauan Khusus yang berlaku pada 9 Juni 2023 dan Peraturan Bursa Nomor II-X tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas pada Papan Pemantauan Khusus yang akan berlaku pada 12 Juni 2023.
BEI telah memberlakukan penerapan harga saham terendah Rp 1 per saham. Sehingga, sejumlah saham yang sebelumnya tertidur di level Rp 50 per saham alias saham gocap, bisa saja menyentuh ke bawah level tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Gocap Lewat, 9 Saham Ini ‘Lomba’ Jadi yang Pertama Sentuh Rp1
(chd/chd)
Quoted From Many Source