Unnes Tambah 3 Guru Besar Baru, Momentum Eksplorasi Ilmu Pengetahuan dan Inovasi

Berita, Teknologi21 Dilihat

Jakarta: Universitas Negeri Semarang (Unnes) menambah dosen yang memiliki kualifikasi profesor. Sebanyak tiga orang dikukuhkan sebagai profesor baru.
 
Ketiga guru besar yang dikukuhkan ialah Guru Besar Bidang Ilmu Rekayasa Sistem Proses, Prof. Dr. Ratna Dewi Kusumaningtyas, S.T., M.T.; Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan Teknik Permesinan, Prof. Dr. Heri Yudiono, S.Pd., M.T.; dan Guru Besar Bidang Ilmu Kimia Tekstil, Prof. Adhi Kusumastuti, S.T., M.T., Ph.D.
 
Rektor Unnes, S Martono, mengaku bangga dengan pengukuhan ketiga guru besar tersebut. Dia menyebut pengukuhan ini tidak sekadar pengakuan atas prestasi individu, tetapi juga momentum penting untuk merayakan semangat eksplorasi ilmu pengetahuan dan inovasi Unnes.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Apresiasi terhadap guru besar menggambarkan tekad Unnes untuk terus mengembangkan gagasan-gagasan kreatif menjadi inovasi yang menginspirasi,” kata Martono dikutip dari laman unnes.ac.id, Kamis, 31 Agustus 2023.

Profil guru besar

1. Prof. Dr. Ratna Dewi Kusumaningtyas, S.T., M.T. (Guru Besar Bidang Ilmu Rekayasa Sistem Proses)

Ratna Dewi Kusumaningtyas lahir di Sleman, 11 Maret 1976. Dia merupakan guru besar di bidang Ilmu Rekayasa Sistem Proses, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.  
Dia memperoleh gelar sarjana hingga doktoralnya di Departemen Teknik Kimia, Universitas Gadjah Mada (UGM). Kegigihan dan semangat belajar mendorongnya mengikuti Program Erasmus Mundus Euro Asia Doctoral Mobility Program selama dua tahun di Politecnico, Italia.
 
Tak hanya aktif mengajar, Guest Editor pada Jurnal Environmental Quality Management, Wiley Publishing itu juga dikenal sebagai sosok akademisi yang produktif karya. Namanya telah melalang buana di berbagai forum akademik dan keilmiahan.
 
Tak jarang, Ratna diundang sebagai narasumber di berbagai forum ilmiah luar negeri. seperti Malaysia, Thailand, hingga Tiongkok dan menjadi co-supervisor mitra luar negeri. Dia berhasil memenangkan berbagai kompetisi pendanaan nasional dan internasional untuk mengikuti short course maupun conference di Australia, Jepang, Jerman, Inggris, hingga Amerika Serikat.
 
Melalui karya dan dedikasinya, Ratna bahkan mampu menarik mitra internasional untuk memberikan pendanaan dalam risetnya. Dia juga telah melakukan berbagai riset kolaborasi dengan perguruan tinggi terkemuka di dunia, seperti Universiti Teknologi Mara (Malaysia), Kasetsart University (Thailand), hingga University of Tokyo (Jepang).
 
Jejaring internasional yang kuat membuatnya dapat berkolaborasi dengan penulis dari Malaysia, India, dan Meksiko dalam buku “Valorisation of Agro-industrial Residues – Volume II: Non-Biological Approaches” yang diterbitkan oleh Springer Nature.
 
Sebagai seorang inovator muda, Ratna banyak melahirkan inovasi hingga memperoleh HKI, di antaranya enam paten dan paten sederhana. Riset dan inovasinya berhasil menarik minat peneliti dari perguruan tinggi mitra di Malaysia, Thailand, dan Denmark untuk mengikuti pelatihan biodiesel di Unnes.
 
Ketertarikannya dalam bidang yang dia geluti tak hanya isapan jempol belaka. Kurang optimalnya pengelolaan Sumber Daya Alam terbarukan yang melimpah, mendorongnya  menemukan solusi dalam meningkatkan nilai ekonomis Sumber Daya Alam tersebut melalui penerapan Rekayasa Sistem Proses.
 
Dedikasi dan buah pemikiran inilah yang menghantarkannya meraih gelar tertinggi di bidang Ilmu Rekayasa Sistem Proses. Melalui inovasi yang dikembangkan, penerima beasiswa Fellowship “Community Leader Program” dari US Department of State itu telah memberikan sumbangsih bagi kemajuan industri dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dan ramah lingkungan.

2. Prof. Dr. Heri Yudiono, S.Pd., M.T. (Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan Teknik Permesinan)

Heri memegang teguh prinsip syukur dan ikhlas yang membimbingnya hingga titik pencapaian saat ini. Ia merupakan guru besar Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang di bidang Manajemen Pendidikan Teknik Permesinan.
 
Lahir di Magetan pada 26 Juli 1967, Heri meraih gelar Sarjana Pendidikan Teknik Mesin dari IKIP Malang pada 1991 dan Magister Teknik Mesin dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 2001. Tak berpuas diri dengan pencapaian ini, dia melanjutkan pendidikan doktoral di Universitas Negeri Semarang dan berhasil lulus pada 2015.
 
Prestasinya di dunia akademik terefleksi dari karya dan kontribusinya dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Keahliannya dalam pendidikan dan pengajaran diakui luas.
 
Heri memiliki tekad kuat untuk terus menghasilkan penelitian-penelitian inovatif dan bermanfaat. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, dia telah menyelesaikan 15 penelitian dan menerbitkan puluhan artikel ilmiah di berbagai jurnal, baik nasional maupun internasional.
 
Selain sebagai pendidik, Heri juga berperan aktif dalam pengabdian kepada masyarakat, dengan harapan ilmunya dapat memberikan manfaat nyata. Keterlibatannya dalam forum-forum ilmiah, baik di tingkat nasional maupun internasional, juga signifikan.
 
Tidak hanya aktif di lingkungan kampus, Heri juga menjadi pengurus dan anggota berbagai organisasi profesi, seperti Persatuan Insinyur Indonesia, Asosiasi Dosen dan Guru Vokasi Indonesia, serta Perkumpulan Ahli Pendidikan Teknologi dan Kejuruan.
 
Heri menunjukkan perhatian besar terhadap perkembangan pendidikan kejuruan, khususnya dalam pengembangan metode pembelajaran kompetensi teknik permesinan yang relevan dengan kebutuhan industri. Dia berinisiatif mengembangkan pendekatan pembelajaran berbasis proyek industri kompetensi Teknik Permesinan.
 
Hal itu untuk memastikan metode pembelajaran ini sesuai dengan perkembangan kompetensi yang diperlukan oleh industri. Dia percaya hal paling mendasar yang diperlukan dalam pembelajaran berbasis proyek industri adalah penyelarasan kompetensi sekolah dengan industri melalui program kemitraan.

3. Prof. Adhi Kusumastuti, S.T., M.T., Ph.D. (Guru Besar Bidang Ilmu Kimia Tekstil)

Adhi merupakan guru besar dalam Bidang Ilmu Kimia Tekstil. Dia lahir di Batang, 9 Oktober 1981.
 
Sejak duduk di bangku SMA, Adhi memiliki ketertarikan kuat di bidang ilmu kimia. Ketertarikan itu, Ia refleksikan dengan berhasil memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Teknik Kimia Universitas Islam Indonesia (UII). Gelar Magister berhasil Ia peroleh dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
 
Semangat, integritas, dan dedikasi berhasil menghantarkannya menyandang gelar doktor dari Universiti Sains Malaysia pada 2014. Ibu tiga orang anak ini juga berhasil menamatkan Pendidikan Profesi Insinyurnya di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
 
Sebagai dosen profesional, kapasitas akademiknya tak perlu diragukan lagi. Dia aktif mengajar, membagikan ilmu kepada mahasiswa, dan masyarakat luas. Adhi juga dikenal sebagai sosok akademisi produktif karya.
 
Di usia relatif muda, Adhi mampu menorehkan berbagai prestasi yang membanggakan. Tulisannya telah dimuat di berbagai jurnal nasional maupun internasional. Berkat keahliannya, dia dipercaya menjadi reviewer di lebih dari 20 jurnal, baik nasional maupun internasional.
 
Konsentrasinya pada bidang Ilmu Kimia Tekstil mendorongnya menciptakan gagasan-gagasan baru. Paling mutakhir, Adhi menemukan inovasi berupa extraktor limbah zat warna berefisiensi tinggi berbasis Taylor-Couette Column.
 
Dia juga berhasil menciptakan produk Natural Dye Powder (NDP) yang ramah lingkungan sebagai alternatif pengganti zat warna sintetis. Srikandi muda itu juga berhasil melahirkan inovasi teknologi pewarnaan tekstil menggunakan NDP berbasis kavitasi ultrasonik sebagai solusi atas permasalahan pencemaran limbah cair yang dihasilkan dari aktivitas produksi tekstil.
 
Adhi berharap inovasinya mampu meningkatkan pemanfaatan zat warna alam ramah lingkungan dalam produksi tekstil.
Baginya, Kimia Tekstil sebagai ilmu tentang pengolahan limbah tekstil dan bahan kimia berperan penting dalam proses pemulihan limbah zat warna sintetik.
 
Adhi terus konsisten dalam mendorong setiap usaha mengatasi pencemaran lingkungan dan mendorong penggunaan zat warna alam untuk produk tekstil berkelanjutan.
 
Pengukuhan guru besar ini juga menjadi momentum untuk menginspirasi mahasiswa dan akademisi lainnya. Unnes terus memastikan semangat inovasi dan peningkatan pengetahuan akan terus menjadi fokus utama dalam pengembangan akademik dan kontribusi pada masyarakat yang lebih baik.
 

 
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

(REN)

Quoted From Many Source

Baca Juga  Hati-hati, 6 Kesalahan Ini Biasa Dilakukan Saat Mengonsumsi Protein

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *